TUGAS
INDIVIDU
MATA KULIAH
PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
Oleh:
PENTA YOSHUA
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN HAKLI SEMARANG
PRODI S1
KESEHATAN MASYARAKAT
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kondisi Kesehatan Indonesia
masih didominasi oleh penyakit berbasis lingkungan khususnya penyakit yang
dibawa oleh air (water borne diseases), seperti DBD, Diare, Kecacingan dan
Polio. Penyebab utama tingginya penyakit-penyakit tersebut adalah perilaku
hidup yang belum bersih dan sehat, terutama masih banyak masyarakat yang buang
air besar di tempat terbuka (open defecation), seperti di kebun, sungai, dan
sebagainya.
Upaya-upaya peningkatan
cakupan jamban yang telah dilakukan bertahun-tahun melalui berbagai proyek dan pendekatan,
tetapi belum memberikan hasil yang signifikan dengan besarnya biaya yang telah
dikeluarkan. Tolok ukur yang digunakan dalam pelaksanaan program-program adalah
peningkatan jumlah jamban yang dibangun. Namun demikian, pada kenyataannya
belum mampu menurunkan prevalensi penyakit berbasis lingkungan, karena banyak
masyarakat yang tetap buang air besar di tempat terbuka.
Kementrian Kesehatan
khususnya Direktorat Penyehatan Lingkungan bersama Pokja WASPOLA mengembangkan
teknik pendekatan perilaku hidup bersih dan sehat, yaitu dengan pendekatan
Community Led Total Sanitation(CLTS) atau istilah lain adalah Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM). Pendekatan CLTS ini menitikberatkan kepada
fasilitasi atas suatu proses untuk menyemangati serta memberdayakan masyarakat
setempat untuk tidak buang air besar di tempat terbuka serta membangun dan
menggunakan jamban atas kemauan sendiri tanpa subsidi dari luar. Melalui
pendekatan CLTS anggota masyarakat diajak menganalisis masalah sekaligus
mencari solusinya sendiri.
Pendekatan CLTS ini pertama
kali diperkenalkan dan dikembangkan di India dan Bangladesh dengan hasil yang
luar biasa. Dengan hasil seperti itu, kegiatan disebarluaskan ke berbagai
pelosok di negara-negara tersebut, bahkan kini telah diadopsi dan disebarluaskan
di berbagai negara, termasuk Indonesia. Di Indonesia pendekatan ini pada
awalnya diujicobakan di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, Muara Enim
Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat
serta Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Pendekatan ini ternyata
memberikan hasil dalam peningkatan akses sanitasi secara spektakuler karena
berlangsung dalam waktu yang sangat cepat.
Pada tahun 2008 telah
diputuskan Strategi nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat melalui
Kepmenkes No. 852/Menkes.SK/IX/2008. Strategi ini menjadi acuan bagi petugas
kesehatan dan instansi terkait dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi terkait dengan sanitasi total berbasis masyarakat
B. Tujuan:
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
perubahan perilaku higiene sanitasi lingkungan terutama dalam hal buang air
besar pada tempatnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian STBM
Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah
pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan.
Komunitas
merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan
kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan.
Open
Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika
setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.
Cuci
Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir.
Pengelolaan
Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai PAMRT adalah suatu
proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan
untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi,
persiapan makanan/minuman bayi. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu
komunitas:
·
Tidak
buang air besar (BAB) sembarangan.
·
Mencuci
tangan pakai sabun.
·
Mengelola
air minum dan makanan yang aman.
·
Mengelola
sampah dengan benar.
·
Mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman.
·
Jamban
sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai
penularan penyakit.
Sanitasi
dasar adalah hádala sarana sanitasi rumah tanggayang meliputi sarana Luang air
besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.
B. Strategi Nasional STBM
- Penciptaan
Lingkungan Yang Kondusif
a)
Prinsip
Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku
kepentingan lainnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter.
b)
Pokok Kegiatan
·
Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada
pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang
·
Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di
daerah.
·
Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah,
·
Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat dan Swasta.
- Peningkatan
Kebutuhan
a)
Prinsip
Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
b)
Pokok kegiatan
·
Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan
dalam perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan kebutuhan.
·
Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang
konsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan
dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas.
·
Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih
teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat.
·
Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat
(natural leader) untuk menfasilitasi pemicuan perubahan perilaku masyarakat.
·
Mengembangkan sistem penghargaan kepada
masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total.
- Peningkatan
Penyediaan
a)
Prinsip
Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.
b)
Pokok kegiatan
·
Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal
dalam penyediaan sarana sanitasi.
·
Mengembangkan kemitraan dengan kelompok
masyarakat, koperasi, lembaga keuangan dan pengusaha lokal dalam penyediaan
sarana sanitasi.
·
Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian
perguruan tinggi untuk pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat guna.
- Pengelolaan
Pengetahuan (Knowledge Management)
a)
Prinsip
Melestarikan pengetahuan dan pembelajaran dalam
sanitasi total.
b)
Pokok kegiatan
·
Mengembangkan dan mengelola pusat data dan
informasi.
·
Meningkatkan kemitraan antar program-program
pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam peningkatan pengetahuan dan
pemberlajaran sanitasi di Indonesia.
·
Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total
dalam kurikulum pendidikan.
- Pembiayaan
a)
Prinsip
Meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar.
b)
Pokok kegiatan
·
Menggali potensi masyarakat untuk membangun
sarana sanitasi sendiri
·
Mengembangkan solidaritas sosial (gotong
royong).
·
Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk
fasilitas sanitasi komunal.
- Pemantauan
Dan Evaluasi
a)
Prinsip
Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan
evaluasi
b)
Pokok kegiatan
·
Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh
masyarakat
·
Pemerintah Daerah mengembangkan sistem
pemantauan dan pengelolaan data.
·
Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari
kegiatan-kegiatan lain yang sejenis
·
Pemerintah dan pemerintah daerah
mengembangkan sistem pemantauan berjenjang.
C. Peran dan Tanggung Jawab Pemangku
Kepentingan
- RT/Dusun/Kampung
·
Mempersiapkan masyarakat untuk
berpartisipasi (gotong royong)
·
Memonitor pekerjaan di tingkat masyarakat
·
Menyelesaikan permasalahan/konflik
masyarakat
·
Mendukung/memotivasi masyarakat
lainnya,setelah mencapai keberhasilan sanitai total (ODF) di lingkungan tempat
tinggalnya
·
Membangun kapasitas kelompok pada lokasi
kegiatan STBM
·
Membangun kesadaran dan meningkatkan
kebutuhan
·
Memperkenalkan opsi-opsi teknologi
·
Mempunyai strategi pelaksanaan dan exit
strategi yang jelas
- Pemerintah
Desa
·
Membentuk tim fasilitator desa yang anggotanya
berasal dari kader-kader desa, Para Guru, dsb untuk memfasilitasi gerakan
masyarakat. Tim ini mengembangkan rencana desa, mengawasi pekerjaan mereka dan
menghubungkan dengan perangkat desa
·
Memonitor kerja kader pemicu STBM dan
memberikan bimbingan yang diperlukan
·
Mengambil alih pengoperasian dan
pemeliharaan (O & M) yang sedang berjalan dan tanggungjawab ke atas
·
Memastikan keberadilan di semua lapisan
masyarakat, khususnya kelompok yang peka
- Pemerintah
Kecamatan
·
Berkoordinasi dengan berbagai lapisan
Badan Pemerintah dan memberi dukungan bagi kader pemicu STBM
·
Mengembangkan pengusaha lokal untuk
produksi dan suplai bahan serta memonitor kualitas bahan tersebut
·
Mengevaluasi dan memonitor kerja
lingkungan tempat tinggal
·
Memelihara database status kesehatan yang
efektif dan tetap ter-update secara berkala
- Kabupaten
Pemerintah
·
Mempersiapkan rencana kabupaten untuk
mempromosikan strategi yang baru
·
Mengembangkan dan mengimplementasikan
kampanye informasi tingkat kabupaten mengenai pendekatan yang baru
·
Mengkoordinasikan pendanaan untuk
implementasi strategi STBM
·
Mengembangkan rantai suplai sanitasi di tingkat
kabupaten
·
Memberikan dukungan capacity building yang
diperlukan kepada semua institusi di kabupaten.
- Pemerintah
Provinsi
·
Berkoordinasi dengan berbagai
instansi/lembaga terkait tingkat Provinsi dan mengembangkan program terpadu
untuk semua kegiatan STBM
·
Mengkoordinasikan semua sumber pembiayaan
terkait dengan STBM
·
Memonitor perkembangan strategi nasional
STBM dan memberikan bimbingan yang diperlukan kepada tim Kabupaten
·
Mengintegerasikan kegiatan higiene dan sanitasi
yang telah ada dalam strategi STBM
·
Mengorganisir pertukaran
pengetahuan/pengalaman antar kabupaten
- Pemerintah
Pusat
·
Berkoordinasi dengan berbagai
instansi/lembaga terkait tingkat Pusat dan mengembangkan program terpadu untuk
semua kegiatan STBM
·
Mengkoordinasikan semua sumber pembiayaan
terkait dengan STBM
·
Memonitor perkembangan strategi nasional
STBM dan memberikan bimbingan yang diperlukan kepada tim Provinsi
·
Mengintegerasikan kegiatan higiene dan sanitasi
yang telah ada dalam strategi STBM
·
Mengorganisir pertukaran
pengetahuan/pengalaman antar kabupaten dan/atau provinsi serta antar negara
D. Isu dan Tantangan STBM
Tantangan pembangunan sanitasi di
Indonesia adalah masalah sosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa
buang air besar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga
digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya.
Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah
satu penyebab kematian anak di bawah 3 tahun yaitu sebesar 19% atau sekitar
100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya dan kerugian ekonomi
diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto (studi World Bank, 2007).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, penanganan masalah sanitasi merupakan kewenangan daerah, tetapi sampai
saat ini belum memperlihatkan perkembangan yang memadai. Oleh sebab itu,
pemerintah daerah perlu memperlihatkan dukungannya melalui kebijakan dan
penganggarannya
E. Rencana Kerja dan Indikator STBM
- Rencana
Kerja
Setiap pelaku pembangunan STBM
mengembangkan rencana aksi serta pembiayaannya untuk pencapaian sanitasi total
yang disampaikan kepada pemerintah daerah.
- Indikator
a)
Output:
Ø Setiap
individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga
dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat (ODF).
Ø Setiap
rumahtangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di
rumah tangga.
Ø Setiap
rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu komunitas (seperti sekolah,
kantor, rumah makan, puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan
(air,sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orang mencuci tangan dengan
benar.
Ø Setiap rumah tangga
mengelola limbahnya dengan benar.
Ø Setiap rumah tanga
mengelola sampahnya dengan benar.
b)
Outcome:
Ø Menurunnya
kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan
dengan sanitasi dan perilaku.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Pengelolaan
Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai PAMRT adalah suatu
proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan
untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi,
persiapan makanan/minuman bayi. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu
komunitas:
·
Tidak
buang air besar (BAB) sembarangan.
·
Mencuci
tangan pakai sabun.
·
Mengelola
air minum dan makanan yang aman.
·
Mengelola
sampah dengan benar.
·
Mengelola
limbah cair rumah tangga dengan aman.
·
Jamban
sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai
penularan penyakit.
B. Saran
Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat tentunya menjadi harapan
kita bersama, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan agar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat akan
diterapkan di daerah yang sanitasinya kurang bagus
DAFTAR
PUSTAKA
1.
http://sanitasitotalberbasismasyarakat.blogspot.com/2010/06/rencana-kerja-dan-indikator-stbm.html
No comments:
Post a Comment