Friday, May 31, 2013

All about kentut hehehehe

Tentang Kentut

Yeah untuk yang sekarang kita bahas sekelumit tentang yang namanya Kentut (Flatus). Menurut pakar kentut mengatakan ”Kita jangan cuma tahu bau dan suaranya saja”
1. Dari mana asal kentut?
Dari gas dalam usus. Gas dalam usus berasal dari udara yg kita telan, gas yang menerobos ke usus dari darah, gas dari reaksi kimia & gas dari bakteria dalam perut.

2. Apa komposisi kentut?
Bervariasi. Makin banyak udara anda telan, makin banyak kadar nitrogen dalam kentut (oksigen dari udara terabsorbsi oleh tubuh sebelum sampai di usus). Adanya bakteria serta reaksi kimia antara asam perut & cairan usus menghasilkan karbondioksida. Bakteria juga menghasilkan metana & hidrogen. Proporsi masing-masing gas tergantung apa yang anda makan, berapa bany ak udara tertelan, jenis bakteria dalam usus, berapa lama kita menahan kentut. Makin lama menahan kentut, makin besar proporsi nitrogen, karena gas-gas lain terabsorbsi oleh darah melalui dinding usus. Orang yang makannya tergesa-gesa kadar oksigen dalam kentut lebih banyak karena tubuhnya tidak sempat mengabsorbsi oksigen.
3. Kenapa kentut berbau busuk?
Bau kentut karena kandungan hidrogen sulfida & merkaptan. Kedua senyawa ini mengandung sulfur (belerang). Makin banyak kandungan sulfur dalam makanan anda, makin banyak sulfida & merkaptan diproduksi oleh bakteri dalam perut, & makin busuklah kentut anda. Telur & daging punya peran besar dalam memproduksi bau busuk kentut. Kacang-kacangan berperan dalam memproduksi volume kentut, bukan dalam kebusukannya.

4. Kenapa kentut menimbulkan bunyi?
Karena adanya vibrasi lubang anus saat kentut diproduksi. Kerasnya bunyi tergantung pada kecepatan gas.
5. Kenapa kentut yg busuk itu hangat & tidak bersuara?
Salah satu sumber kentut adalah bakteri. Fermentasi bakteri & proses pencernaan memproduksi panas, hasil sampingnya adalah gas busuk. Ukuran gelembung gas lebih kecil, hangat & jenuh dengan produk metabolisme bakteria yg berbau busuk. Ini kemudian menjadi kentut, walau hanya kecil volumenya,tapi SBD (Silent But Deadly)
6. Berapa banyak kentut diproduksi sehari?
Rata-rata setengah liter sehari dalam 14 kali kentut.
7. Mengapa kentut keluar melalui lubang dubur?
Karena density-nya lebih ringan, kenapa gas kentut tidak melakukan perjalanan ke atas?Tidak demikian. Gerak peristaltik usus mendorong isinya ke arah bawah. Tekanan di sekitar anus lebih rendah. Gerak peristaltik usus menjadikan ruang menjadi bertekanan, sehingga memaksa isi usus, termasuk gas-nya untuk bergerak ke kawasan yg be rtekanan lebih rendah, yaitu sekitar anus. Dalam perjalanan ke arah anus, gelembung-gelembung kecil bergabung jadi gelembung besar. Kalau tidak ada gerak peristaltik, gelembung gas akan menerobos ke atas lagi, tapi tidak terlalu jauh, karena bentuk usus yg rumit & berbelit-belit.
8. Berapa waktu yang diperlukan oleh kentut untuk melakukan perjalanan ke hidung orang lain?
Tergantung kondisi udara, seperti kelembaban, suhu, kecepatan & arah angin, berat molekul gas kentut, jarak antara 'transmitter' dengan 'receiver. Begitu meninggalkan sumbernya, gas kentut menyebar & konsentrasinya berkurang. Kalau kentut tidak terdeteksi dalam beberapa detik, berarti mengalami pengenceran di udara & hilang ditelan udara selama-lamanya. Kecuali kalau anda kentut di ruang sempit, seperti lift, mobil, konsentrasinya lebih banyak, sehingga baunya akan tinggal dalam waktu lama sampai akhirnya diserap dinding.
9. Apakah setiap orang kentut?
Sudah pasti, kalau masih hidup. Sesaat setelah meninggalpun orang masih bisa kentut.
10. Betulkah laki-laki kentut lebih sering daripada perempuan?
Tidak ada kaitannya dengan gender. Kalau benar, berarti perempuan menahan kentutnya, & saat kentut banyak sekali jumlah yg dikeluarkan.


11. Saat apa biasanya orang kentut?
Pagi hari di toilet. yang disebut "morning thunder". Kalau resonansinya bagus, boleh kedengaran di seluruh penjuru rumah.

12. Mengapa makan kacang-kacang menyebabkan banyak kentut?
Kacang-kacang mengandung zat gula yg tidak bisa dicerna tubuh. Gula tsb (raffinose, stachiose, verbascose) jika mencapai usus, bakteri di usus langsung berpesta pora & membuat banyak gas. Jagung, kubis, susu juga penyebab banyak kentut (bukan baunya!).
13. Selain makanan, apa saja penyebab kentut?
Udara yang tertelan, makan terburu-buru, makan tanpa dikunyah, minum soft drink, naik pesawat udara (kerana tekanan udara lebih rendah, sehingga gas di dalam usus mengalami ekspansi & muncul sebagai kentut).
14. Apakah kentut sama dengan sendawa, tapi muncul dari lain lubang?
Tidak... sendawa muncul dari perut, komposisi kimianya lain dengan kentut. Sendawa mengandung udara lebih banyak,! kentut mengandung gas yang diproduksi oleh bakteri lebih banyak.
15. Kemana perginya gas kentut kalau ditahan tidak dikeluarkan?
Bukan diabsorbsi darah, bukan hilang karena bocor.. Tapi bermigrasi ke bagian atas menuju usus & pada gilirannya akan keluar juga. Jadi bukan lenyap,tapi hanya mengalami penundaan.
16. Mungkinkah kentut terbakar?
Kentut mengandung metana, hidrogen yg combustible (gas alam mengandung komponen ini juga). Kalau terbakar, nyalanya berwarna biru karena kandungan unsur hidrogen.

17. Bisakah menyalakan mancis api dengan kentut?
Jangan mengada-ada.... konsistensinya lain. Juga suhunya tidak cukup panas untuk memulai pembakaran.
18. Mengapa kentut anjing & kucing lebih busuk?
Karena anjing & kucing adalah karnivora (pemakan daging). Daging kaya akan protein. Protein mengandung banyak sulfur, jadi bau kentut binatang ini lebih busuk. Lain dengan herbivor seperti kambing, kuda, gajah, yang memproduksi kentut lebih banyak, lebih lama, lebih keras bunyinya, tapi relatif tidak berbau.
19. Betulkah pening kepala kalau mencium bau kentut 2-3 kali berturut-turut?
Kentut mengandung sedikit oksigen, mungkin sedikit saja anda mengalami pening kepala kalau mencium bau kentut terlalu banyak.
20. Apakah warna kentut?
Tidak berwarna. Kalau warnanya oranye seperti gas nitrogen oksida, akan ketahuan siapa yang kentut.
21. Apakah kentut itu acid, basa atau neutral?
Acid, karena mengandung karbondioksisa (CO2) & hidrogen sulfida (H2S).
22. Apa yang terjadi kalau seseorang kentut di planet Venus?
Planet Venus sudah banyak mengandung sulfur (belerang) di lapisan udaranya, jadi kentut di sanapun tidak ada pengaruhnya.




Back exercises




PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN


PENJERNIHAN AIR DENGAN CARA PENYARINGAN
1.      PENDAHULUAN
Kebutuhan akan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk air minum, memasak , mencuci dan sebagiannya harus diperhatikan. Cara penjernihan air perlu diketahui karena semakin banyak sumber air yang tercemar limbah rumah tangga maupun limbah industri. Cara penjernihan air baik secara alami maupun kimiawi akan diuraikan dalam bab ini. Cara-cara yang disajikan dapat digunakan di desa karena bahan dan alatnya mudah didapat. Bahan-bahannya antara lain batu, pasir, kerikil, arang tempurung kelapa, arang sekam padi, tanah liat, ijuk, kaporit, kapur, tawas, biji kelor dan lain-lain.
2.      URAIAN SINGKAT
Cara penjernihan air ini sama dengan cara penyaringan biasa. Perbedaanya terletak pada penyusunan drum atau bak pengendapan dan bak penyaringan, serta susunan lapisan bahan penyaring.
3.      BAHAN:
Ø  10 (sepuluh) kg arang
Ø  10 (sepuluh) kg ijuk
Ø  Pasir beton halus
Ø  Batu kerikil
Ø  2 (dua) buah kran 1 inci
Ø  Batu dengan garis tengah 2-3 cm
4.      PERALATAN:
Ø  1 (satu) buah bak penampungan
Ø  1 (satu) buah drum bekas
5.      PEMBUATAN
  1. Sediakan sebuah bak atau kolam dengan kedalaman 1 meter sebagai bak penampungan.
  2. Buat bak penyaringan dari drum bekas. Beri kran pada ketinggian 5 cm dari dasar bak. Isi dengan ijuk, pasir, ijuk tebal, pasir halus, arang tempurung kelapa, baru kerikil, dan batu-batu dengan garis tengah 2-3 cm (lihat Gambar)
6.      PENGGUNAAN
  1. Air sungai atau telaga dialirkan ke dalam bak penampungan, yang sebelumnya pada pintu masuk air diberi kawat kasa untuk menyaring kotoran.
  2. Setelah bak pengendapan penuh air, lubang untuk mengalirkan air dibuka ke bak penyaringan air.
  3. Kemudian kran yang terletak di bawah bak dibuka, selanjutnya beberapa menit kemudian air akan ke luar. Mula-mula air agak keruh, tetapi setelah beberapa waktu berselang air akan jernih. Agar air yang keluar tetap jernih, kran harus dibuka dengan aliran yang kecil.
7.      PEMELIHARAAN
  1. Ijuk dicuci bersih kemudian dipanaskan di matahari sampai kering
  2. Pasir halus dicuci dengan air bersih di dalam ember, diaduk sehingga kotoran dapat dikeluarkan, kemudian dijemur sampai kering.
  3. Batu kerikil diperoleh dari sisa ayakan pasir halus, kemudian dicuci bersih dan dijemur sampai kering.
  4. Batu yang dibersihkan sampai bersih betul dari kotoran atau tanah yang melekat, kemudian dijemur.
8.      KEUNTUNGAN:
  1. Air keruh yang digunakan bisa berasal dari mana saja misalnya: sungai, rawa, telaga, sawah dan sumur.
  2. Cara ini berguna untuk desa yang jauh dari kota dan tempatnya terpencil.
9.      KERUGIAN
  1. Air tidak bisa dialirkan secara teratur, karena air dalam jumlah tertentu harus diendapkan dulu dan disaring melalui bak penyaringan.
  2. Bahan penyaring harus sering diganti.
  3. Air harus dimasak lebih dahulu sebelum diminum



Health Buletin Varises



Health Buletin Gout



Smoking is harmful to health



















SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN

Topik ini menjelaskan bahwa sistem informasi kesehatan dikembangkan untuk mendukung manajemen kesehatan yang merupakan bagian dari sistem kesehatan. Topik ini juga menceritakan masalah yang dihadapi dan strategi mengatasi masalah tersebut.
Setelah mengikuti akhir pertemuan ini diharapkan mahasiswa mampu:
A.        Menjelaskan sistem informasi kesehatan
B.        Menjelasakan tujuan dan sasaran SIK
C.        Menjelaskan masalah dalam pengembangan SIK
D.        Menjelaskan strategi dalam pengembangan SIK

A.     Pengertian
Kadang disebut juga sistem informasi kesehatan (SIK) atau health information system (HIS). Dalam bahasan tentang administrasi atau manajemen secara umum, materi tentang sistem informasi manajemen jarang dibahas tersendiri secara khusus, karena pada umumnya unsur-unsurnya dianggap sudah terintegrasi (build-in) di dalam hampir semua fungsi, unsur atau komponen dari sistem manajemen organisasi secara keseluruhan, karena dalam setiap tahap pengambilan keputusan dalam proses manajemen hampir selalu memerlukan dukungan data informasi.
Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem dalam sistem administrasi kesehatan merupakan kesatuan/rangkaian kegiatan-kegiatan yang mencakup seluruh jajaran upaya kesehatan diseluruh jenjang administrasi yang mampu memberikan informasi kepada :
1.    pengelola, yaitu para administrator atau manajer kesehatan untuk dasar pertimbangan menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi administrasinya.
2.    masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuannya untuk menolong dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Sumber daya organisasi antara lain man, money, macine, method, material, dan juga data/informasi. Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada dukungannya terhadap fungsi-fungsi administrasi/manajemen dalam pengelolaan program kesehatan.
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita rasakan bagaimana sulitnya menentukan kebijakan atau pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa dukungan data/informasi yang baik kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat atau keliru.

B.   Tujuan dan manfaat
Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan untuk:
1.     Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan,  pengendalian dan penilaian
2.     Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya
3.     Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri
4.     Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan
Sasaran dalam upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi:
1.      Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan data/informasi dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola data/ informasi yang terampil di seluruh tingkat administrasi
2.      Ditetapkannya kebutuhan esensial data/ informasi di tiap tingkat dan pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data
3.      Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh tingkat administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dan atau atas permintaan dari pengguna data/ informasi
4.      Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai dalam rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh tingkat administrasi
5.      Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan komunikasi komputer dan informasi

C.    Masalah-Masalah dalam Pengembangan SIKNAS dan SIKDA
Untuk mewujudkan SIKNAS yang diharapkan, sampai saat ini masih dijumpai sejumlah kelemahan yang bersifat klasik, antara lain:
1.   Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi
Depkes RI memilki berbagai sistem informasi kesehatan, tetapi belum terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu antara lain:
a.      Sistem informasi puskesmas
b.      Sistem informasi rumah sakit
c.      Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi
d.      Sistem informasi obat
e.      Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang mencakup:
1)            Sistem informasi kepegawaian kesehatan
2)  Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan
3)            Sistem informasi diklat kesehatan
4)            Sistem informasi tenaga kesehatan
f.       Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang kesehatan
2.   Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai
Daerah masih memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB, HP5 dan lain-lain mendorong daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek cenderung menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang memperhatikan kelangsungan sistem.
3.   Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari atas menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan data untuk mendukung pengambilan keputusannya
4.   Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang dikembangkan
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin meningkat dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Namun demikikian tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon.
5.   Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4. Biaya untuk teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi terhadap penggunaan teknologi telematika yang masih kurang, akibat pengaruh budaya (kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio manfaat biaya, yang kurang memadai.  Investasi untuk teknologi telematika yang besar belum dapat menjamin akan menghasilkan manfaat yang sepadan
6.   Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan terbatas
Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya manfaat yang maasih sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.
7.   Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi kesehatan
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi umumnya adalah tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat memang dijumpai adanya tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak dapat sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi karena imbalan yang kurang memadai. Belum lagi ditambah dengan rendahnya keterampilan dan pengetahuan mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasi dan manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para pengelola data dan informasi yaitu Pranata Komputer dan Statistisi, memberikan tunjangan jabatan sebagai imbalan, namun demikian untuk dapat memangku jabatan-jabatan tersebut diperlukan persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data dan informasi.

D.   Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Berdasarkan kepada analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka strategi pengembangan SIKNAS adalah:
1.      Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi yang ada. Sistem-sistem informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data secara komprehensif.
2.      Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama (sharing) data dan informasi terintegrasi
Pertimbangan akan perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-masing memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a.   Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi, kesehatan lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat
b.   Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/ kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan (kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi dan terkoordinasi.
c.   Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus yang ada, seperti program pemberantasan malaria
d.   Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat, dan lain-lain)
e.   Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi dari pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten/ Kota (SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan)
3.      Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
Sistem Informasi Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten/ kota, dan SIK provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a.   Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung
b.   Mengolah data
c.   Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
d.   Memelihara bank data
e.   Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit puskesmas
f.    Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi Kesehatan di rumah sakit  memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a.   Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit (penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu dan lain-lain)
b.   Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
c.   Memantau pelaksanaan sistem rujukan
d.   Mengolah data
e.   Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah setempat
f.    Memelihara bank data
g.   Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit
h.   Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a.   Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan sumber-sumber lain
b.   Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c.   Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ Kota sehat
d.   Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/ kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat
e.   Memelihara bank data
f.    Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g.   Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a.   Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain
b.   Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c.   Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian propinsi sehat
d.   Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke pemerintah pusat
e.   Memelihara bank data
f.    Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g.   Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Fasilitasi pengembangan SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu menata sistem kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen dan pelatihan tenaga kesehatan.
4.      Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online
5.      Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk masyarakat
Pemanfaatan fasilitas intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan informasi kesehatan.
6.      Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi berlangsung paralel dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka Teknologi Informasi (Information Technology Framework Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya Manusia Informasi (Information Human Resource Development Master Plan). Depkes juga menerbitkan standar dan pedoman, serta advokasi agar terpenuhi sesuai rencana induk.