EKSPOSUR
- ISO – ukuran seberapa sensitif sensor kamera
terhadap cahaya
- Aperture – seberapa besar lensa terbuka saat foto diambil
- Shutter Speed – rentang waktu “jendela’ didepan sensor kamera terbuka
Interaksi ketiga elemen inilah yang disebut
eksposur. Perubahan dalam salah satu elemen akan mengakibatkan perubahan
dalam elemen lainnya.
Perumpamaan Segitiga Eksposur
Mungkin jalan yang paling mudah dalam memahami
eksposur adalah dengan memberikan sebuah perumpamaan. Dalam hal ini saya
menyukai perumpamaan segitiga eksposur seperti halnya sebuah keran air.
- Shutter speed bagi saya adalah berapa lama kita membuka keran.
- Aperture adalah seberapa lebar kita membuka
keran.
- ISO adalah kuatnya dorongan air dari PDAM.
- Sementara air yang mengalir melalui keran tersebut adalah cahaya
yang diterima sensor kamera.
ISO
Secara definisi ISO adalah
ukuran tingkat sensifitas sensor kamera terhadap cahaya. Semakin
tinggi setting ISO kita maka semakin sensitif sensor terhadap cahaya.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang setting ISO di kamera
kita (ASA dalam kasus fotografi film), coba bayangkan mengenai sebuah komunitas
lebah.
- Sebuah
ISO adalah sebuah lebah pekerja. Jika kamera saya set di ISO 100, artinya
saya memiliki 100 lebah pekerja.
- Dan
jika kamera saya set di ISO 200 artinya saya memiliki 200 lebah pekerja.
Tugas setiap lebah pekerja adalah memungut cahaya yang masuk melalui
lensa kamera dan membuat gambar. Jika kita menggunakan lensa identik dan
aperture sama-sama kita set di f/3.5 namun saya set ISO di 200 sementara anda
100 (bayangkan lagi tentang lebah pekerja), maka gambar punya siapakah yang
akan lebih cepat selesai?
Secara garis besar:
- Saat
kita menambah setting ISO dari 100 ke 200 (dalam aperture yang selalu
konstan – kita kunci aperture di f/3.5 atau melalui mode Aperture Priority
– A atau Av), kita mempersingkat waktu yang dibutuhkan dalam pembuatan
sebuah foto di sensor kamera kita sampai separuhnya (2 kali lebih cepat),
dari shutter speed 1/125 ke 1/250 detik.
- Saat
kita menambah lagi ISO ke 400, kita memangkas waktu pembuatan foto sampai
separuhnya lagi: 1/500 detik.
- Setiap
kali mempersingkat waktu esksposur sebanyak separuh, kita namakan
menaikkan esksposur sebesar 1 stop.
Anda bisa mencoba pengertian ini dalam kasus aperture, cobalah set
shutter speed kita selalu konstan pada 1/125 (atau melalui mode Shutter
Priority – S atau Tv), dan ubah-ubahlah setting ISO anda dalam kelipatan 2;
missal dari 100 ke 200 ke 400 …dst, lihatlah perubahan besaran aperture anda.
SHUTER
SPEED
Secara definisi, shutter speed adalah rentang waktu saat shutter di
kamera anda terbuka. Secara lebih mudah, shutter speed berarti waktu dimana
sensor kita ‘melihat’ subyek yang akan kita foto. Gampangnya shutter speed
adalah waktu antara kita memencet tombol shutter di kamera sampai tombol ini
kembali ke posisi semula.
Supaya mudah, kita terjemahkan konsep ini dalam beberapa penggunaannya
di kamera:
- Setting
shutter speed sebesar 500 dalam kamera anda berarti rentang waktu sebanyak
1/500 (seperlimaratus) detik. Ya, sesingkat dan sekilat itu. Sementara
untuk waktu eksposur sebanyak 30 detik, anda akan melihat tulisan seperti
ini: 30’’
- Setting
shutter speed di kamera anda biasanya dalam kelipatan 2, jadi kita akan
melihat deretan seperti ini: 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30 dst. Kini
hampir semua kamera juga mengijinkan setting 1/3 stop, jadi kurang lebih
pergerakan shutter speed yang lebih rapat; 1/500, 1/400, 1/320, 1/250,
1/200, 1/160 … dst.
- Untuk
menghasilkan foto yang tajam, gunakan shutter speed yang aman. Aturan aman
dalam kebanyakan kondisi adalah setting shutter speed 1/60 atau lebih
cepat, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam dan aman dari hasil foto
yang berbayang (blur/ tidak fokus). Kita bisa mengakali batas aman ini
dengan tripod atau menggunakan fitur Image Stabilization (dibahas dalam
posting mendatang)
- Batas
shutter speed yang aman lainnya adalah: shutter speed kita harus lebih
besar dari panjang lensa kita. Jadi kalau kita memakai
lensa 50mm, gunakan shutter minimal 1/60 detik. Jika
kita memakai lensa 17mm, gunakan shutter speed 1/30 det.
- Shutter
speed untuk membekukan gerakan. Gunakan shutter speed setinggi mungkin
yang bisa dicapai untuk membekukan gerakan. Semakin cepat obyek bergerak
yang ingin kita bekukan dalam foto, akan semakin cepat shutter speed yang
dibutuhkan. Untuk membekukan gerakan burung yang terbang misalnya, gunakan
mode Shutter Priority dan set shutter speed di angka 1/1000 detik
(idealnya ISO diset ke opsi auto) supaya hasilnya tajam. Kalau anda perhatikan, fotografer olahraga sangat mengidolakan
mode S/Tv ini.
- Blur yang disengaja – shutter speed untuk menunjukkan efek
gerakan. Ketika memotret benda bergerak, kita bisa secara sengaja
melambatkan shutter speed kita untuk menunjukkan efek pergerakan. Pastikan
anda mengikutkan minimal satu obyek diam sebagai jangkar foto tersebut.
APERTURE
Definisi aperture adalah ukuran seberapa besar
lensa terbuka (bukaan lensa) saat kita mengambil foto.
Saat kita memencet tombol shutter, lubang di
depan sensor kamera kita akan membuka, nah setting aperture-lah yang menentukan
seberapa besar lubang ini terbuka. Semakin besar lubang terbuka, makin banyak
jumlah cahaya yang akan masuk terbaca oleh sensor.
Aperture atau bukaan dinyatakan dalam satuan
f-stop. Sering kita membaca istilah bukaan/aperture 5.6, dalam bahasa fotografi
yang lebih resmi bisa dinyatakan sebagai f/5.6. Seperti diungkap diatas, fungsi
utama aperture adalah sebagai pengendali seberapa besar lubang didepan sensor terbuka.
Semakin kecil angka f-stop berarti semakin besar lubang ini terbuka (dan
semakin banyak volume cahaya yang masuk) serta sebaliknya, semakin besar angka
f-stop semakin kecil lubang terbuka.
Jadi dalam kenyataannya, setting aperture f/2.8
berarti bukaan yang jauh lebih besar dibandingkaan setting f/22 misalnya (anda
akan sering menemukan istilah fully open jika mendengar obrolan
fotografer). Jadi bukaan lebar berarti makin kecil angka f-nya dan bukaan
sempit berarti makin besar angka f-nya.
Ada 5 hal mendasar yang harus selalu kita periksa
sebelum jari kita memencet tombol shutter pertama kali. Silahkan:
1. Periksa Settingan White
Balance Anda
Gunakan settingan white balance yang sesuai
dengan kondisi, atau kalau anda percaya dengan kamera, set white balance di
posisi auto.
2. Hidupkan Highlight Warning
Kamera
Tips ini ampuh untuk menghindari foto yang
overexposure. Highlight warning adalah penanda yang muncul di layar LCD kamera
saat ada bagian foto yang terbakar alias overexposed.
3. Periksa Setting ISO
Settingan ISO menentukan seberapa peka sensor
kamera kita terhadap cahaya, makin tinggi angkanya semakin peka. Kalau tadi
malam anda memotret pesta ulang tahun teman anda di restoran, pastinya ISO yang
digunakan akan berbeda dengan setting ISO saat akan digunakan untuk memotret
acara gerak jalan dikantor.
4. Periksa Setting Ukuran dan Format Foto
Memotret ribuan foto sekaligus, seperti
misalnya saat anda hunting di kebun binatang, tentunya membutuhkan pengaturan
ukuran foto yang berbeda dibandingkan memotret keluarga di studio misalnya,
apalagi jika kartu memori yang anda miliki kapasitasnya berbeda.
Format foto, apakah harus memilih JPG atau RAW juga wajib dipertimbangkan sebelum
sesi foto anda dimulai.
5. Periksa Settingan Mode
Ekspposur Kamera
Dalam kamera SLR atau pocket, biasanya tersedia
beberapa pilihan untuk mode eksposur yang anda pilih: Manual-Aperture
Priority-Shutter Priority-Mode Program-dan beberapa preset bawaan kamera. Pastikan anda sudah mengetahui mode mana
yang akan anda pilih.
No comments:
Post a Comment