TUGAS
MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN
MASYARAKAT “POS KESEHATAN PESANTREN”
Disusun Oleh:
Kadek Agus S
STIKES HAKLI
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT SEMESTER VI
TAHUN AJARAN 2012/2013
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kesehatan bagi
sebagaian penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan
berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan cara
mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan kemampuan mereka. Inti
kegiatan Poskestren adalah memberdayakan masyarakat pesantren baik santri/wati
maupun guru agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Konsep pemberdayaan
masyarakat pesantren ini adalah memperkenalkan mereka akan permasalahan yang
mereka hadapi yang dilakukan oleh mereka sendiri. Sehingga masalah yang ditemukan
benar-benar dirasakan dan disepakati oleh mereka.
Dibeberapa wilayah puskesmas ada diantaranya yang dekat dengan pesantren
dan mungkin masih dalam cakupan puskesmas tersebut, sehingga diharapkan setiap
pesantren bisa mendirikan pos kesehatan sendiri atau poskestren yang diharapkan menjadi penggerak
pemberdayaan kesehatan pesantren. Menyimak kenyataan tersebut, diperlukan upaya
membuat terobosan yang benar-benar memiliki daya ungkit bagi meningkatnya
derajat kesehatan bagi seluruh masyarakat pesantren, dan Puskesmas itu sendiri sebagai
pusat penggerak pemberdayaan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya, untuk
tahapannya bisa dilakukan beberapa pengerahan yaitu dengan mencoba mengembangkan langkah-langkah pendekatan
edukatif, yaitu upaya mendampingi (memfasilitasi) mereka untuk menjalani proses
pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang
dihadapinya. Dengan mengadopsi kegiatan pengembangan desa siaga, yang diterapakan
untuk mengembangkan poskestren di pesantren-pesantren yang ada di lingkungan
ruang lingkup kerja Puskesmas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Poskestren
POSKESTREN
adalah Pesantren yang memiliki kesiapan dan kemampuan serta kemauan untuk
mencegah dan mengatasi masalah- masalah kesehatan, secara mandiri sesuai dengan
kemampuannya.
B.
Tujuan Poskestren
Tujuan Umum
Terwujudnya pesantren yang sehat,
serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan diwilayah
pesantrennya.
Tujuan Khusus
•
Meningkatnya
pengetahuan dan kesadaran santri dan guru tentang pentingnya kesehatan.
•
Meningkatnya
santri dan guru yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
•
Meningkatnya
kesehatan lingkungan di pesantren.
•
Meningkatnya
kemampuan dan kemauan santri untuk menolong diri sendiri dibidang kesehatan
C. Sasaran
Pengembangan Poskestren
Untuk mempermudah strategi
intervensi, sasaran pengembangan Poskestren dibedakan menjadi tiga jenis
sasaran, yaitu :
• Semua individu santri, guru serta pengurus pesentren serta keluarganya yang
tinggal di lingkungan pesantren, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat,
serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di lingkungan
pesantren.
• Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan
keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku
tersebut, seperti pimpinan pesantren, pengurus yayasan serta petugas kesehatan.
• Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan, dana,
tenaga, sarana dan lain-lain, Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur
dan pemangku kepentingan lainnya.
D. Proses
Pembentukan Poskestren
Pembentukan
poskestren di pesantren diwilayah Puskesmas ini dilaksanakan dengan menggunakan
pola pendekatan pengembangan desa siaga yaitu dilaksanakan dengan membantu/memfasilitasi/mendampingi
masyarakat pesantren untuk menjalani proses pembelajaran melalui siklus atau
spiral pemecahan masalah yang terorganisasi yang dilakukan oleh kader poskestren
bersama guru pendamping. Yaitu dengan menempuh tahap-tahap pelaksanaan sebagai
berikut :
1.
Sosialisasi Poskestren
Kegiatan
sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal yang telah disepakati bersama
bertempat di pesantren-pesantren yang akan di dirikan Poskestren. Langkah ini
merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan
langkah ini adalah untuk mempersiapkan para pengurus pesantren, para guru,
serta santri, agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim untuk
menjalankan kegiatan poskestren. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi
kepada pimpinan pesantern, agar mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan,
atau anjuran, serta restu, maupun sumber daya lain, sehingga pengembangan
poskestren dapat berjalan dengan lancar. Output dari kegiatan ini yaitu adanya
dukungan dan antusias dari pengurus, guru maupun santri untuk mendukung kegiatan
poskestren ini. Pada kegiatan ini juga sekaligus pemilihan tim masyarakat
poskestren serta merekrut kader poskestren dan telah dipilih 10 orang kader
yang terdiri dari 5 orang santri dan 5 orang santriwati, serta didampingi juga
oleh 4 orang guru.
•
Pemilihan Kader
Poskestren Pemilihan Pengurus dan kader Desa siaga dilakukan melalui pertemuan
khusus para pimpinan pesantren dan dewan guru serta beberapa wakil santri.
Pemilihan dilakukan secara musyawarah dan mufakat, sesuai dengan taat cara dan
kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh pihak Puskesmas.
•
Forum
Masyarakat Pesantren Adalah sekelompok anggota masyarakat pesantren yang
sepakat untuk peduli memecahkan masalah kesehatan, diwilayah pesantren. Tim ini
dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh sekretaris dan bendahara serta
seksi-seksi antara lain, seksi kesehatan lingkungan, seksi perilaku hidup
bersih dan sehat, seksi gizi, seksi promosi/penyluhan kesehatan dan seksi
kegawatdaruratan kesehatan. Masing masing seksi terdiri dari satu orang
koordinator dan dibantu oleh 3 orang anggota. Forum ini secara berkala akan
melakukan pertemuan Yang akan membahas segala permasalahan kesehatan yg ada
serta mancari solusi pemecahan masalahnya sendiri. Tim Masyarakat pesantren ini
juga harus memberikan dan memiliki struktur organisasi untuk program Poskestren
ini.
2. Survey Mawas
Diri
Survei Mawas
diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau Community Self Survey (CSS) adalah
kegiatan pengumpulan dan pengolahan data keadaan/masalah yang berkaitan dengan
kesehatan pesantren, seperti masalah kesehatan lingkungan, masalah perilaku
(PHBS), masalah gizi dan masalah sarana kesehatan. Tujuan SMD agar kader
poskestren mampu melakukan telaah mawas diri dan diperolehnya informasi tentang
keadaan/masalah kesehatan yang dihadapi sendiri oleh mereka dipesantrennya.
Survei Mawas Diri dilakukan oleh kader-kader sendiri didampingi oleh para guru
pendamping dengan bimbingan tenaga kesehatan puskesmas dan fasilitator dari dinas
kesehatan, sehingga masalah yang ditemukan benar-benar dirasakan dan disepakati
oleh mereka. Dengan demikian, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan
yang dihadapi di pesantrennya, serta membangkitkan niat atau tekat untuk mencari
solusinya. Sebelum dilakukan kegiatan SMD ini sebaiknya terlebih dahulu dilakukan pertemuan yang bertujuan untuk
memberikan pembekalan keterampilan bagi kader serta guru pendamping dalam
melakukan SMD. Yaitu membahas tentang :
a)
teknik
melakukan SMD,
b)
pengenalan
masalah kesehatan lingkungan,
c)
pengenalan
masalah kesehatan yang berhubungan dengan perilaku (PHBS),
d)
pengenalan
masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi,
e)
pengenalan
masalah yang berkaitan dengan kebutuhan sarana kesehatan seperti, sarana air
bersih, tempat pembuangan samapah, pengelolaan limbah pesantren dan jamban/WC.
Keluaran atau output dari SMD ini
berupa identifikasi masalah-masalah kesehatan serta potensi dipesantren yang
dapat didayagunakan dalam mengatasi masalah- masalah kesehatan tersebut.
NO
|
MASALAH KESLING
|
MASALAH BHBS
|
MASALAH GIZI
|
MASALAH SARANA
|
1
|
Sampah yang berserakan
di
lingkungan
pesantren
|
Sisa makanan
yg
berserakan di
asrama
|
Masakan yg
kurang
masak
|
tempat lemari
yang
sempit
sehingga
sulit
dibersihkan
|
2
|
Kasur tidak
dijemur
|
Sisa makanan
tidak
dibersihkan
|
Masak beras
yg
tidak bersih
|
Ruang asrama
tidak
sesuai dengan
jumlah
penghuni
|
3
|
Lantai asrama
jarang di
pel
|
Pakaian yg
sudah
digunakan
bergantungan
di dalam
asrama
|
Mie dijadikan
makanan pokok
|
Tukang masak
hanya ada 2
orang
|
4
|
Air limbah
tidak
mengalir
kedalam got
sehingga
menjadi
sarang nyamuk
|
Kain basahan
mandi
tigunakan
bergantian
|
Mengambil
porsi
makanan yg
tidak
sesuai
|
Tempat
masak/dapur
umum kurang
lebar
|
5
|
Dilapangan
pesantren
banyak batu,
lumpur,
dan rumput
yang tinggi.
|
Santri tidur
dilantai,
tanpa selimut
dan alas
tidur
|
Menu makanan
kurang
bervariasi
|
Kurangnya
tong
sampah
|
6
|
Bak mandi
jarang di
kuras
|
Ember sabun,
sepatu
dan sandal
diletakkan
sembarangan
didalam
asrama.
|
Santri tidak
sarapan
pagi
|
Tidak ada SPAL
|
7
|
Kamar mandi
berlumut
dan licin
|
Bantal sering
dipakai
bersama-sama
|
|
Kotoran
dari
WC
tidak ke
septiktank
|
8
|
Saluran air
mandi
tersumbat
oleh sampah
|
Tidur tidak
menggunakan
selimut
dan tanpa
obat
nyamuk
|
|
Kurangnya
tempat
menjemur
pakaian
|
9
|
Air tergenang
didalam
kelas
|
Minum segelas
berdua
|
|
Kurangnya
sarana
air bersih/
kran
|
10
|
Piring tidak
segera
dicuci
sebelum dan
sesudah makan
|
Menghidangkan
makanan tidak
ditutup
|
|
Di asrama dan
di
kelas tidak
ada
sumber air
bersih/kran
umum
|
11
|
Banyak Santri
yang
jarang gosok
gigi
|
Mencuci bahan
makanan
dengan air
bekas cucian
tangan
|
|
|
12
|
|
Sesudah BAB
tidak cuci
tangan dengan
sabun
dan WC tidak
di siram
samapai
bersih.
|
|
|
13
|
|
Ada guru yg
merokok
diruangan
|
|
|
14
|
|
Pakaian basah
dijemur
didalam
asrama.
|
|
|
TABEL 1.
MASALAH KESEHATAN YANG ADA DI PESANTREN
3.
Pembahasan Hasil SMD
Tujuan
penyelenggaraan pembahsan hasil SMD ini adalah mencari masalah prioritas,
sehingga mudah untuk menentukan alternatif penyelesaian masalah kesehatan
dikaitkan dengan potensi yang dimiliki pesantren. Data serta temuan yang
diperoleh pada saat SMD disampaikan , utamanya adalah daftar masalah kesehatan
yang ada pada asrama putra dan putri, ruang belajar, dapur umum, sarana air
bersih, kamar mandi dan WC serta lingkungan/halaman luar pesantren, hasil
pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas.
4.
Musyawarah Masyarakat Pesantren (MMP)
Tujuan penyelenggaraan Musyawarah Masyarakat Pesantren (MMP) ini adalah
menentukan penyebab masalah dan sekaligus mencari alternatif penyelesaian
masalah kesehatan dan upaya membangun Poskestren dikaitkan dengan potensi yang
dimiliki pesantren. Disamping itu juga untuk menyusun rencana jangka panjang
pengembangan poskestren di sebuah pesantren. Inisiatif penyelenggaraan
musyawarah harus di dukung atau di rekomendasikan pimpinan pesantren yang telah
sepakat mendukung pengembangan poskestren di dalam pesantren. Peserta
musyawarah sebaiknya meliputi pimpinan
pesantren, para guru dan kader poskestren yang dihadiri oleh tim dari puskesmas
dan fasilitator dari dinas kesehatan
kabupaten jika memungkinkan untuk memperkuat ketentuan kebijakan poskestren
tersebut. Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD akan dibicarakan
dalam pertemuan tersebut, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data
potensi, serta harapan masyarakat pesantren, sesuai daftar tabel masalah yang
di temukan pada proses SMD. Hasil pendataan tersebut dimusyawarahkan untuk
penentuan prioritas, serta langkah-langkah solusi untuk pembangunan Poskestren
dan pengembangannya. Untuk bangunan poskestren sebaiknya disepakati dengan
menggunakan bangunan yang sudah ada atau apakah akan membangun bangunan baru,
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan pesantren itu sendiri. Dari hasil
musyawarah dapat diambil kesimpulan
beberapa langkah dalam pemecahan masalah kesehatan di pesantren, antara lain:
a.
Merubah
perilaku santri dengan cara, seperti :
a)
Membuat daftar
piket
b)
Membuat peraturan yang berkaitan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat serta memberikan menerapkan sangsi bagi yang
melanggarnya.
b.
mebuat papan
himbauan untuk hidup sehat pada lingkungan pesantren, seperti diruang kelas,
dapur umum, masjid, asrama dan lain-lain.
c.
melakukan
Gerakan Jumat Bersih (GJB), seperti gerakan menjemur kasur pada tiap hari Jumat
serta membersihkan lingkungan pesantren.
d.
menambah Sarana
Air Bersih yaitu menyalurkan air bersih dengan menggunakan perpipaan terutama
didepan asrama putra dan putri, dapur umum dan ruang belajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Poskestren adalah sebuah program dan
sarana yang akan sangat membantu peran Puskesmas didalam merealisasikan prilaku
hidup bersih dan sehat dilingkungan pesantren, karena dengan adanya poskestren,
pihak Puskesmas bisa mendelegasikan tujuannya kepada para kader-kader yang
diambil dari lingkungan pesantren itu sendiri ( santri/wati, guru pengajar dan pengurus
pesantren), yang tentunya setelah melalui pembinaan, pelatihan dan pengawasan
yang dilakukan secara rutin.
B. Saran
Sebaiknya seluruh pesantren yang berada dilingkungan kerja setiap puskesmas
bisa di bentuk poskestren, karena dengan adanya poskestren tersebut setiap
warga pesantren akan mendapatkan pelayanan dan pendidikan yang baik dan
terkontrol tentang perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga kualitas kesehatan
para penghuni pesantren akan meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
4. http://www.pesantrenalihsanbe.or.id/index.php?mod=content&act=read&id=15&menu_id=31.html
No comments:
Post a Comment