Rangda & Barong
Rangda adalah ratu
dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang
menakutkan ini diceritakan sering menculik dan memakan anak kecil serta
memimpin pasukan nenek sihir jahat melawan Barong, yang
merupakan simbol kekuatan baik.
Barong adalah
karakter dalam mitologi Bali. Ia adalah raja dari roh-roh serta
melambangkan kebaikan. Ia merupakan musuh Rangda dalam mitologi
Bali. Banas Pati Rajah adalah
roh yang mendampingi seorang anak dalam hidupnya. Banas Pati Rajah dipercayai
sebagai roh yang menggerakkan Barong. Sebagai roh pelindung, Barong sering
ditampilkan sebagai seekor singa. Tarian
tradisional di Bali yang menggambarkan pertempuran antara Barong dan Rangda
sangatlah terkenal dan sering diperlihatkan sebagai atraksi wisata.
Barong singa adalah salah satu dari
lima bentuk Barong. Di pulau Bali setiap bagian pulau Bali mempunyai roh
pelindung untuk tanah dan hutannya masing-masing. Setiap Barong dari yang
mewakili daerah tertentu digambarkan sebagai hewan yang berbeda. Ada babi hutan, harimau, ular atau naga, dan singa.
Bentuk Barong sebagai singa sangatlah populer dan berasal dari Gianyar. Di sini
terletak Ubud, yang
merupakan tempat pariwisata yang terkenal. Dalam Calonarong atau tari-tarian
Bali, Barong menggunakan ilmu gaibnya untuk mengalahkan Rangda.
1.
Etimologi
Menurut
etimologinya, kata Rangda yang dikenal di Bali berasal dari Bahasa Jawa Kuno yaitu dari
kata Randa yang berarti Janda. Rangda adalah sebutan janda dari golongan Tri
Wangsa yaitu:
Perkembangan
selanjutnya istilah Rangda untuk janda semakin jarang kita dengar, karena
dikhawatirkan menimbulkan kesan tidak enak mengingat wujud Rangda yang 'aeng'
(seram) dan menakutkan serta identik dengan orang yang mempunyai ilmu kiri
(pengiwa). Hal ini terutama kita dapatkan dalam pertunjukan-pertunjukan cerita
rakyat. Dengan kata lain, ada kesan rasa takut, tersinggung dan malu bila
dikatakan bisa neluh nerangjana (ngeleak). Sesungguhnya pengertian di atas
lebih banyak diilhami cerita-cerita rakyat yang di dalamnya terdapat unsur
Rangda. Cerita yang paling besar pengaruhnya adalah Calonarang.
2.
Mitos Rangda
Diceritakan bahwa kemungkinan besar Rangda berasal dari
ratu Mahendradatta yang hidup di pulau Jawa pada abad yang ke-11. Ia diasingkan
oleh raja Dharmodayana karena dituduh
melakukan perbuatan sihir terhadap permaisuri kedua raja tersebut. Menurut
legenda ia membalas dendam dengan membunuh setengah kerajaan tersebut, yang
kemudian menjadi miliknya serta milik putra Dharmodayana, Erlangga. Kemudian ia
digantikan oleh seseorang yang bijak. Nama Rangda berarti juga janda.
Rangda sangatlah penting bagi mitologi Bali.
Pertempurannya melawan Barong atau melawan Erlangga sering
ditampilkan dalam tari-tarian. Tari ini sangatlah populer dan merupakan warisan
penting dalam tradisi Bali. Rangda digambarkan sebagai seorang wanita dengan
rambut panjang yang acak-acakan serta memiliki kuku, lidah, dan payudara yang
panjang. Wajahnya menakutkan dan memiliki gigi yang tajam.
3.
Jenis-jenis Rangda
Mengidentifikasi
jenis-jenis Rangda yang berkembang di Bali amat sulit. Hal ini mengingat wujud
Rangda pada umumnya adalah sama. Memang dalam cerita Calonarang ada wujud
Rangda yang lain seperti Rarung, Celuluk namun itu adalah antek-antek dari Si
Calonarang dan kedudukannya lebih banyak dalam cerita-cerita bukan disakralkan.
Untuk membedakan wujud Rangda adalah dengan melihat bentuk mukanya (prerai),
yaitu:
A. Nyinga
Apabila bentuk
muka Rangda itu menyerupai singa dan sedikit menonjol ke depan (munju). Sifat
dari Rangda ini adalah galak dan buas.
B. Nyeleme
Apabila bentuk
muka Rangda itu menyerupai wajah manusia dan sedikit melebar (lumbeng). Bentuk
Rangda seperti ini, menunjukkan sifat yang berwibawa dan angker.
C. Raksasa
Apabila bentuk
muka Rangda ini menyerupai wujud raksasa seperti yang umum kita lihat Rangda
pada umumnya. Biasanya Rangda ini menyeramkan.
No comments:
Post a Comment