Sunday, June 9, 2013

PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

TUGAS PERORANGAN
MATA KULIAH PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK

Oleh:
Dwi Enggar Widi Saptana

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN  HAKLI SEMARANG
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Pada zaman sekarang yang serba maju ini, kemajuan teknologi tidak bisa dipungkiri lagi. Tetapi terkadang hal itu tidak bisa diimbangi oleh kebiasaan hidup manusia akan menjaga kebersihan lingkungan. Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut jugaDengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu meter dari permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya pemerintah dalammengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini. Masyarakat seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit lain seperti flu atau typhus. Hal ini disebabkan karena infeksi virusdengue yang menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak jelas gejalanya. Pasien DBD biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual maupun diare.
Dengan berbagai permasalahan tersebut masyarakat seharusnya sudah mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan dari tempat – tempat bersarangnya nyamuk dan perlu memberantas sarang nyamuk agar dapat terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk.  Berdasarkan  uraian di atas,  maka penulis ingin mengulas lebih dalam makalah yang berjudul, “Pemberantasan Sarang nyamuk”.

B.     TUJUAN:
Ø  Untuk  mengetahui  perilaku/cara  pemberantasan  sarang  nyamuk  (PSN).  

C.    MANFAAT
Untuk  memberikan  informasi  tentang  hubungan  antara  tingkat pengetahuan  dengan  perilaku  pemberantasan  sarang  nyamuk  (PSN) masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah.                                                                           



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN NYAMUK
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam ordo Diptera; Genera termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus, Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang mencakup 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang sekali melebihi 15 mm
Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil. Penggunaan kata Mosquito bermula sejak tahun 1583. Di Britania Rayanyamuk dikenal sebagai gnats.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga reptilia dan amfibiuntuk menghisap darah. Nyamuk betina memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri dari madu dan jus buah, yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik nyamuk yang lain.

B.     REPRODUKSI NYAMUK
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi (pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin. Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam waktu yang hampir sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan "fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air. pipa itu digunakan untuk alat pernapasan.
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap, perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat menyebabkan kematiannya. Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat sekitar setengah jam.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup dalam keadaan luar biasa.
Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam sepanjang pesisir pantai

C.    PENGERTIAN DAN PENYEBAB DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Selama nyamuk aides aigypti tidak terkontaminasi virus dengue maka gigitan nyamuk DBD tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut menghisap darah penderita DBD maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke orang yang lain
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh empat macam virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Keempat virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arboviruses). Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Dari empat tipe virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan Den 3. Keempat tipe virus tersebut merupakan genus dari flaviverus familiflaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi – silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi.Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) inidisebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus C.

D.    KONDISI LINGKUNGAN YANG KURANG BERSIH
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menjadi solusi yang tepat. Bereskan semua tempat yang bisa dijadikan lalat, nyamuk, dan tikus sebagai tempat bersarang. Barang bekas atau barang yang tidak dipergunakan lagi sebaiknya dibuang atau dibakar saja. Jangan biarkan sampah bertumpuk di tempat sampah usahakan setiap hari sampahnya dibuang/dibersihakan.
Ruangan yang bersih dan segar tidak akan mengundang binatang pengganggu seperti tikus dan lalat. Bukan hanya ruangan di dalam rumah yang harus diperhatikan, tetapi lingkungan luar rumah juga harus diberikan perhatian yang lebih. Karena mereka (binatang pengganggu) semuanya berasal dari luar. Kalau di luar bersih tidak ada jalan bagi binatang mengganggu untuk masuk ke rumah. Kalau hidup bertetangga, ajak tetangganya bersama - sama menyadari pentingnya menjaga kebersihan. Jika menganggap kebersihan itu penting, jalankan kebersihan sebagai tugas sehari hari. (Bagaimanapun lalat, nyamuk, dan tikus itu akan tetap ada, tetapi kalau kita menjaga kebersihan, kita tidak akan terganggu) "

E.   PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB)
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.
1.      Tujuan PJB:
Menciptakan rumah bebas jentik, rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
2.      Pelaksana PJB:
·         Anggota rumah tangga
·         Kader
·         Juru pemantau jentik (Jumatik)
·         Tenga pemeriksa jentik lainnya.
3.      Manfaat Rumah Bebas Jentik:
·         Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
·         Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
·         Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
4.      Cara Pemeriksaan Jentik Berkala:
·         Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air  di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
·         Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
·         Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut. Menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga
·         Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada formulir pelaporan ke puskesmas.
5.      Peran kader dalam membina rumah tangga untuk menciptakan Rumah Bebas Jentik:
·         Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk memberikan penyuluhan tentang PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok diposyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan desa/kelurahan, kunjungan rumah dan melalui media cetak (poster, slebaran, spanduk).
·         Bersama pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat menggerakan masyarakat untuk melakukan PSN dan PJB.
·         Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
·         Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi masalah/kasus.
·         Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik apabila masih terdapat jentik nyamuk.
F.    PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN)
Pemberantasan nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang efektif, efisien dan ramah lingkungan. Hal ini berfungsi menghilangkan tempat berkembangbiaknya nyamuk. Cara yang dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur barang-barang yang bisa menampung air seminggu sekali.
1.      MENGURAS
Tandon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi, bak WC, Vas Bunga, Perangkap Semut, Tempat minum burung dsb. Cara menguras yang baik adalah dengan menyikat  atau menggosok rata dinding bagian dalam tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk yang menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.

2.      MENUTUP
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang biak:
a)      Menutup tandon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada jentiknya. Jenis tandon ini antara lain : gentong, padasan, drum, reservoar, emberisasi dsb
b)      Menutup tandon agar tidak terisi air . Misalnya tonggak bambu dapat ditutup dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedangkan untuk ban, aki dsb dapat ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
3.      MENGUBUR

Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan dimanfaatkan lagi sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan mengubur ke dalam tanah. Contoh barang bekas yang perlu dikubur : gelas, ember, piring pecah, kaleng dsb.

4.      IKANISASI
Selain dengan cara 3M, pada bak-bak air juga bisa dipelihara ikan pemakan jentik.

 Contoh: Betta sp

5.      FOGGING
Bukan cara terbaik untuk memberantas nyamuk penular DBD, hanya membunuh nyamuk dewasa. Pada hari-hari berikutnya akan menetas nyamuk-nyamuk baru lagi, karena telur dan jentik-jentik tidak mati. Fogging berdampak buruk terhadap kesehatan karena menggunakan pestisida dan solar.
1.      Pestisida merupakan racun yang dapat merusak syaraf dan beresiko penyebab kanker, kelahiran anak cacat , kerusakan genetik/ keturunan, keguguran dan kemandulan
2.      Solar mengeluarkan emisi COx, NOx, SOx yang dapat mencemari udara dan berdampak buruk terhadap kesehatan.         






BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Nyamuk dapat menyebabkan Demam Berdarah Dengue oleh Nyamuk betina Aedes albopictus dan Nyamuk betina Aedes aegypti. Penyebab penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk dapat dicegah dengan cara Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan juga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

B.     SARAN
Nyamuk merupakan salah satu faktor penyebab penyakit yang kini telah menyerang manusia. Salah satu faktornya adalah masyarakat kurang menjaga kesehatan lingkungan sehingga  menyebabkan nyamuk dapat berkembang dengan pesat pada lingkungan. Untuk itu, agar masyarakat dapat terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk misalnya Demam Berdarah dengue (DBD), masyarakat dapat melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilingkungan masing dengan cara yang disebutkan diatas.






DAFTAR PUSTAKA

http://csrpdamkotabogor.wordpress.com/edukasi/perilaku-hidup-bersih-dan-sehat-phbs/

No comments:

Post a Comment