SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KESEHATAN
Topik ini menjelaskan bahwa sistem informasi kesehatan
dikembangkan untuk mendukung manajemen kesehatan yang merupakan bagian dari
sistem kesehatan. Topik ini juga menceritakan masalah yang dihadapi dan
strategi mengatasi masalah tersebut.
Setelah mengikuti akhir pertemuan ini diharapkan
mahasiswa mampu:
A.
Menjelaskan
sistem informasi kesehatan
B.
Menjelasakan
tujuan dan sasaran SIK
C.
Menjelaskan
masalah dalam pengembangan SIK
D.
Menjelaskan
strategi dalam pengembangan SIK
A.
Pengertian
Kadang disebut
juga sistem informasi kesehatan (SIK) atau health information system (HIS).
Dalam bahasan tentang administrasi atau manajemen secara umum, materi tentang
sistem informasi manajemen jarang dibahas tersendiri secara khusus, karena pada
umumnya unsur-unsurnya dianggap sudah terintegrasi (build-in) di dalam hampir
semua fungsi, unsur atau komponen dari sistem manajemen organisasi secara
keseluruhan, karena dalam setiap tahap pengambilan keputusan dalam proses
manajemen hampir selalu memerlukan dukungan data informasi.
Sistem informasi manajemen kesehatan sebagai sub sistem
dalam sistem administrasi kesehatan merupakan kesatuan/rangkaian
kegiatan-kegiatan yang mencakup seluruh jajaran upaya kesehatan diseluruh
jenjang administrasi yang mampu memberikan informasi kepada :
1. pengelola, yaitu para administrator atau manajer
kesehatan untuk dasar pertimbangan menentukan kebijakan dan pengambilan
keputusan dalam menjalankan fungsi-fungsi administrasinya.
2. masyarakat, dalam upaya untuk meningkatkan kemampuannya
untuk menolong dirinya sendiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.
Sumber daya organisasi
antara lain man, money, macine, method, material, dan juga data/informasi.
Peran utama dari data/informasi pada hakekatnya adalah pada dukungannya terhadap
fungsi-fungsi administrasi/manajemen dalam pengelolaan program kesehatan.
Dalam kehidupan
sehari-hari dapat kita rasakan bagaimana sulitnya menentukan kebijakan atau
pengambilan keputusan yang baik bila data/informasi yang akan dipakai untuk
mendasarinya kurang atau tidak cukup tersedia. Tanpa dukungan data/informasi
yang baik kebijakan yang kita ambil akan kurang tepat atau keliru.
B.
Tujuan dan manfaat
Upaya pemantapan dan
pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu
sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang mampu
memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai
dengan kebutuhan untuk:
1. Pengambilan
keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian
dan penilaian
2. Mengatasi
masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya
3. Meningkatkan peran
serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya
sendiri
4. Meningkatkan
penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kesehatan
Sasaran dalam upaya
pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan meliputi:
1. Terciptanya pengorganisasian dan tata kerja pengelolaan
data/informasi dan atau tersedianya tenaga fungsional pengelola data/ informasi
yang terampil di seluruh tingkat administrasi
2. Ditetapkannya kebutuhan esensial data/ informasi di tiap
tingkat dan pengembangan instrumen pengumpulan dan pelaporan data
3. Dihasilkannya berbagai informasi kesehatan di seluruh
tingkat administrasi secara teratur, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan
dan atau atas permintaan dari pengguna data/ informasi
4. Tersedianya dukungan teknis dan sumber daya yang memadai
dalam rangka pemantapan dan pengembangan otomasi pengolahan data di seluruh
tingkat administrasi
5. Pengembangan bank data kesehatan, pengembangan jaringan
komunikasi komputer dan informasi
C. Masalah-Masalah
dalam Pengembangan SIKNAS dan SIKDA
Untuk mewujudkan SIKNAS yang diharapkan, sampai saat ini
masih dijumpai sejumlah kelemahan yang bersifat klasik, antara lain:
1. Sistem informasi kesehatan masih terintegrasi
Depkes RI memilki berbagai sistem informasi kesehatan,
tetapi belum terintegrasi. Sistem informasi kesehatan itu antara lain:
a. Sistem informasi puskesmas
b. Sistem informasi rumah sakit
c. Sistem informasi kewaspadaan pangan dan gizi
d. Sistem informasi obat
e. Sistem informasi sumber daya manusia kesehatan, yang
mencakup:
1)
Sistem
informasi kepegawaian kesehatan
2) Sistem informasi pendidikan tenaga kesehatan
3)
Sistem
informasi diklat kesehatan
4)
Sistem
informasi tenaga kesehatan
f. Sistem informasi IPTEK kesehatan/ jaringan litbang
kesehatan
2. Sebagian besar daerah belum memiliki kemampuan memadai
Daerah masih memerlukan fasilitasi. Adanya proyek ADB,
HP5 dan lain-lain mendorong daerah mengembangkan SIK. Akan tetapi setiap proyek
cenderung menciptakan sistem informasi kesehatan sendiri dan kurang
memperhatikan kelangsungan sistem.
3. Pemanfaatan data dan informasi oleh manajemen belum
optimal
Era sentralisasi menyebabkan segala sesuatunya serba dari
atas menyebabkan para manajer tidak pernah memikirkan perlunya memanfaatkan
data untuk mendukung pengambilan keputusannya
4. Pemanfaatan data dan informasi oleh masyarakat kurang
dikembangkan
Minat masyarakat memanfaatkan data dan informasi semakin
meningkat dengan makin meluasnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi. Namun demikikian tuntutan masyarakat yang meningkat ini kurang
berkembang di bidang kesehatan karena kurangnya respon.
5. Pemanfaatan teknologi telematika belum optimal
Masalah nomor 5 bersumber dari masalah pada nomor 4.
Biaya untuk teknologi telematika memang besar, ditambah lagi dengan apresiasi
terhadap penggunaan teknologi telematika yang masih kurang, akibat pengaruh
budaya (kultur). Apresiasi yang rendah ini dikarenakan oleh alasan rasio
manfaat biaya, yang kurang memadai.
Investasi untuk teknologi telematika yang besar belum dapat menjamin
akan menghasilkan manfaat yang sepadan
6. Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan
terbatas
Kelemahan ini berkaitan dengan masalah rasio biaya
manfaat yang maasih sangat rendah. Selain investasi, sistem informasi kesehatan
juga memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk pemeliharaannya.
7. Kurangnya tenaga purna waktu untuk sistem informasi
kesehatan
Selama ini di daerah, pengelola data dan informasi
umumnya adalah tenaga yang merangkap tugas atau jabatan lain. Dibeberapa tempat
memang dijumpai adanya tenaga purna waktu. Akan tetapi mereka tidak dapat
sepenuhnya bekerja mengelola data dan informasi karena imbalan yang kurang
memadai. Belum lagi ditambah dengan rendahnya keterampilan dan pengetahuan
mereka di bidang informasi, khususnya teknologi informasi dan
manfaatnya.Jabatan fungsional untuk para pengelola data dan informasi yaitu
Pranata Komputer dan Statistisi, memberikan tunjangan jabatan sebagai imbalan,
namun demikian untuk dapat memangku jabatan-jabatan tersebut diperlukan
persyaratan tertentu yang sulit dipenuhi oleh para pengelola data dan
informasi.
D. Strategi
Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Berdasarkan kepada
analisis situasi dan kebijakan yang telah ditetapkan maka strategi pengembangan
SIKNAS adalah:
1. Integrasi sistem informasi kesehatan yang ada
Pengertian terintegrasi
tidak bermaksud mematikan/ menyatukan semua sistem informasi yang ada. Sistem-sistem
informasi yang lebih efisien bila digabungkan akan disatukan. Sistem-sistem
informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa pengembangan: pembagian tugas,
tanggung jawab dan otoritas-otoritas dan mekanisme saling hubung. Dengan
integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara
terpadu dan sinergis membentuk SIKNAS. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan
memungkinkan data yang dikumpulkan memiliki kualitas dan validitas yang baik.
Otaritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi dalam pengumpulan data,
sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda-beda mengenai suatu hal.
Mekanisme saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi Departemen
Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan dan analisis data secara
komprehensif.
2. Penyelenggaraan pengumpulan dan pemanfaatan bersama
(sharing) data dan informasi terintegrasi
Pertimbangan akan
perlunya mengkoordinasikan lima jenis pengumpulan data yang masing-masing
memiliki kekhasan dan kepentingan yang sangat signifikan, yaitu:
a. Surveilans, yang meliputi surveilans penyakit, gizi,
kesehatan lingkungan dan pemantauan ketersediaan obat
b. Pencatatan dan pelaporan data rutin dari UPT kabupaten/
kota ke Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, dari UPT provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi ke Departemen Kesehatan
(kegiatan-kegiatan ini memerlukan suatu sistem pencatatan dan pelaporan yang
terintegrasi dan terkoordinasi.
c. Pencatatan dan pelaporan program-program kesehatan khusus
yang ada, seperti program pemberantasan malaria
d. Pencatatan dan pelaporan sumber daya dan administrasi
kesehatan yang sudah berjalan seperti ketenaga kesehatan (Sinakes, Sidiklat,
dan lain-lain)
e. Survei dan penelitian untuk melengkapi data dan informasi
dari pengumpulan data rutin, yang meliputi baik yang berskala nasional (seperti
Survei Kesehatan Nasional), maupun yang berskala provinsi dan Kabupaten/ Kota
(SI IPTEK Kesehatan / Jaringan Litbang Kesehatan)
3. Fasilitasi pengembangan sistem informasi kesehatan daerah
Sistem Informasi
Kesehatan Daerah mencakup SIK yang dikembangkan di unit-unit pelayanan
kesehatan (khususnya puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten/ kota, dan SIK
provinsi. Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Puskesmas memiliki tanggungjawab
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mencatat dan mengumpulkan data baik kegiatan dalam gedung
maupun luar gedung
b. Mengolah data
c. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota
d. Memelihara bank data
e. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien dan manajemen unit puskesmas
f. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya.
Sistem Informasi
Kesehatan di rumah sakit memiliki
tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Memantau indikator kegiatan-kegiatan penting rumah sakit
(penerimaan pasien, lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu
tunggu dan lain-lain)
b. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
c. Memantau pelaksanaan sistem rujukan
d. Mengolah data
e. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/ Pemerintah
setempat
f. Memelihara bank data
g. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen pasien dan manajemen unit rumah sakit
h. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi
Kesehatan Kabupaten/ Kota memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan:
a. Mengolah data dari unit-unit pelayanan kesehatan dan
sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan kabupaten/ kota untuk memantau
dan mengevaluasi pencapaian Kabupaten/ kota untuk memantau dan mengevaluasi
pencapaian Kabupaten/ Kota sehat
d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan kabupaten/
kota ke dinas kesehatan provinsi setempat dan pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Sistem Informasi
Kesehatan propinsi memiliki tanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan:
a. Mengolah data dari DKK, unit-unit pelayanan kesehatan
milik daerah propinsi dan sumber-sumber lain
b. Menyelenggarakan survei/ penelitian bilamana diperlukan
c. Membuat profil kesehatan propinsi untuk memantau dan
mengevaluasi pencapaian propinsi sehat
d. Mengirim laporan berkala/ profil kesehatan propinsi ke
pemerintah pusat
e. Memelihara bank data
f. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk
manajemen klien, manajemen unit dan manajemen sistem kesehatan kabupaten/ kota
g. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat
dan pihak-pihak berkepentingan lainnya di wilayah kerjanya
Fasilitasi pengembangan
SIK daerah dilaksanakan dengan terlebih dahulu membantu menata sistem
kesehatannya, membantu pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, rekruitmen
dan pelatihan tenaga kesehatan.
4. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk manajemen
Pengembangan pelayanan
data dan informasi untuk manajemen diawali dengan mengidentifikasi
peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menyajikan data dan informasi
kesehatan. Misalnya dalam rapat dengar pendapat dengan DPRD harus dapat
disajikan, kemasan-kemasan data dan informasi yang menggambarkan kecenderungan
masalah-masalah kesehatan rakyat dan kerugian yang diakibatkannya. Pembahasan
rancangan anggaran harus disajikan kemasan data dan informasi tentang cost
benefit dari kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Selain itu dikembangkan pula
publikasi berkala cetak atau elektronik atau akses online
5. Pengembangan pelayanan data dan informasi untuk
masyarakat
Pemanfaatan fasilitas
intranet dan internet karena penggunaannya sudah meluas di masyarakat. Depkes
menyelenggarakan pelatihan bagi tenaga-tenaga fungsional pengelola data dan
informasi kesehatan.
6. Pengembangan teknologi dan sumber daya informasi
Pengembangan teknologi
dan sumber daya informasi berlangsung paralel dengan kegiatan 3,4 dan 5. Depkes
menyusun Rencana Induk Penataan Kerangka Teknologi Informasi (Information Technology Framework
Rearrangement Master Plan) dan Rencana Induk Pengembangan Sumber Daya
Manusia Informasi (Information Human
Resource Development Master Plan). Depkes juga menerbitkan standar dan
pedoman, serta advokasi agar terpenuhi sesuai rencana induk.