TUGAS PERORANGAN
MATA KULIAH
PENGEMBANGAN DAN PENGORGANISASIAN MASYARAKAT
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
Oleh:
Dwi Enggar Widi Saptana
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN HAKLI SEMARANG
PRODI S1
KESEHATAN MASYARAKAT
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada zaman sekarang yang serba maju ini, kemajuan
teknologi tidak bisa dipungkiri lagi. Tetapi terkadang hal itu tidak bisa
diimbangi oleh kebiasaan hidup manusia akan menjaga kebersihan lingkungan.
Banyak penyakit yang muncul akibat dari kelalaian terhadap pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan. Salah satunya adalah penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) atau disebut jugaDengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan
Aedes Albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali daerah-daerah yang memiliki ketinggian lebih dari seribu
meter dari permukaan air laut. Hampir setiap tahunnya di Indonesia ada saja
orang yang terjangkit penyakit DBD. Hal ini membuktikan bahwa sebagian
masyarakat masih kurang sadar terhadap kebersihan lingkungan serta lambatnya
pemerintah dalammengantisipasi dan merespon terhadap merebaknya kasus DBD ini.
Masyarakat seringkali salah dalam mendiagnosis penyakit DBD ini dengan penyakit
lain seperti flu atau typhus. Hal ini disebabkan karena infeksi virusdengue
yang menyebabkan DBD bersifat asistomatik atau tidak jelas gejalanya. Pasien
DBD biasanya atau seringkali menunjukkan gejala batuk, pilek, muntah, mual maupun
diare.
Dengan berbagai permasalahan tersebut masyarakat
seharusnya sudah mengetahui tentang pentingnya menjaga lingkungan dari tempat –
tempat bersarangnya nyamuk dan perlu memberantas sarang nyamuk agar dapat
terhindar dari berbagai penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis
ingin mengulas lebih dalam makalah yang berjudul, “Pemberantasan Sarang nyamuk”.
B. TUJUAN:
Ø Untuk mengetahui
perilaku/cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
C.
MANFAAT
Untuk memberikan informasi tentang
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan
perilaku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masyarakat
dalam upaya pencegahan penyakit demam berdarah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
NYAMUK
Nyamuk adalah serangga tergolong dalam ordo Diptera; Genera
termasuk Anopheles, Culex, Psorophora, Ochlerotatus,
Aedes, Sabethes, Wyeomyia, Culiseta, dan Haemagoggus untuk jumlah keseluruhan sekitar 35 genera yang
mencakup 2700 spesies. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang
langsing, dan enam kaki panjang; antar spesies berbeda-beda tetapi jarang
sekali melebihi 15 mm
Dalam bahasa Inggris, nyamuk dikenal sebagai "Mosquito", berasal dari
sebuah kata dalam bahasa Spanyol atau bahasa Portugis yang berarti lalat kecil.
Penggunaan kata Mosquito bermula
sejak tahun 1583. Di Britania Rayanyamuk dikenal sebagai gnats.
Pada nyamuk betina, bagian mulutnya membentuk probosis panjang
untuk menembus kulit mamalia (atau dalam sebagian kasus burung atau juga
reptilia dan amfibiuntuk menghisap darah. Nyamuk betina
memerlukan protein untuk pembentukan telur dan oleh karena diet nyamuk terdiri
dari madu dan jus buah,
yang tidak mengandung protein, kebanyakan nyamuk betina perlu menghisap darah untuk
mendapatkan protein yang diperlukan. Nyamuk jantan berbeda dengan nyamuk
betina, dengan bagian mulut yang tidak sesuai untuk menghisap darah. Agak rumit
nyamuk betina dari satu genus, Toxorhynchites, tidak
pernah menghisap darah. Larva nyamuk besar ini merupakan pemangsa jentik-jentik
nyamuk yang lain.
B. REPRODUKSI
NYAMUK
Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup:
telur, larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama bergantung kepada
spesies - dan suhu. Hanya nyamuk betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan
itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada kenyataanya,
baik jantan maupun betina makan cairan nektar bunga. sebab nyamuk betina
memberi nutrisi pada telurnya. Telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang
terdapat dalam darah untuk berkembang.
Fase perkembangan nyamuk dari telur hingga menjadi
nyamuk dewasa sangat menakjubkan. Telur nyamuk biasanya diletakkan pada daun
lembap atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini dilakukan oleh induk nyamuk
dengan menggunakan reseptor yang ada di bawah perutnya. Reseptor ini berfungsi
sebagai sensor suhu dan kelembapan. Setelah tempat ditemukan, induk nyamuk
mulai mengerami telurnya. Telur-telur itu panjangnya kurang dari 1 mm, disusun
secara bergaris, baik dalam kelompok maupun satu persatu. Beberapa spesies
nyamuk meletakkan telur-telurnya saling berdekatan membentuk suatu rakit yang
bisa terdiri dari 300 telur.
Selesai itu, telur berada pada masa periode inkubasi
(pengeraman). Pada periode ini, inkubasi sempurna terjadi pada musim dingin.
Setelah itu larva mulai keluar dari telurnya semua dalam waktu yang hampir
sama. Anak Nyamuk atau ENCU Sampai siklus pertumbuhan ini selesai secara
keseluruhan. Larva nyamuk akan berubah kulitnya sebanyak 2 kali.
Selesai berganti kulit, nyamuk berada pada fase transisi. Fase ini dinamakan
"fase pupa". Pada fase ini, nyamuk sangat rentan terhadap kebocoran
pupa. Agar tetap bertahan, sebelum pupa siap untuk perubahan kulit yang
terakhir kalinya, 2 pipa nyamuk muncul ke atas air.
pipa itu digunakan untuk alat pernapasan.
Nyamuk dalam kepompong pupa yang cukup dewasa dan siap
terbang dengan semua organnya seperti antenaa, belalai, kaki, dada, sayap,
perut, dan mata besar yang menutupi sebagian besar kepalanya. lalu kepompong
pupa disobek di atas. Tingkat ketika nyamuk yang telah lengkap muncul ini
adalah tingkat yang paling membahayakan.
Nyamuk harus keluar dari air tanpa kontak langsung
dengan air, sehingga hanya kakinya yang menyentuh permukaan air. Kecepatan ini
sangatlah penting, meskipun angin tipis dapat menyebabkan kematiannya.
Akhirnya, nyamuk tinggal landas untuk penerbangan perdananya setelah istirahat
sekitar setengah jam.
Culex tarsalis bisa menyelesaikan siklus
hidupnya dalam tempo 14 hari pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu
25 °C. Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat hari atau
hingga satu bulan. Larva nyamuk dikenal sebagai jentik dan
didapati di sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas
melalui saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa biasanya seaktif
larva, tetapi bernafas melalui tanduk thorakis yang terdapat
pada gelung thorakis. Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi beberapa
jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomia hidup
dalam keadaan luar biasa.
Jentik-jentik spesies ini hidup dalam air tergenang
dalam tumbuhan epifit atau di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera. Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam sarang ketam
sepanjang pesisir pantai
C. PENGERTIAN DAN
PENYEBAB DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria.
Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat
sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa
oleh nyamuk aedes aegypti betina
lewat air liur gigitan saat menghisap darah manusia.
Selama nyamuk aides aigypti tidak terkontaminasi virus
dengue maka gigitan nyamuk DBD tersebut tidak berbahaya. Jika nyamuk tersebut
menghisap darah penderita DBD maka nyamuk menjadi berbahaya karena bisa
menularkan virus dengue yang mematikan. Untuk itu perlu pengendalian nyamuk
jenis aedes aegypti agar virus dengue tidak menular dari orang yang satu ke
orang yang lain
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh
empat macam virus dengue dengan tipe
Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Keempat virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arboviruses).
Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia
antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Dari empat tipe virus yang banyak
berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan Den 3.
Keempat tipe virus tersebut merupakan genus dari flaviverus familiflaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda
sehingga tidak ada proteksi – silang dan wabah yang disebabkan beberapa
serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi.Penyakit Demam Berdarah Dengue atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
inidisebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus C.
D. KONDISI
LINGKUNGAN YANG KURANG BERSIH
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa menjadi
solusi yang tepat. Bereskan semua tempat yang bisa dijadikan lalat, nyamuk, dan
tikus sebagai tempat bersarang. Barang bekas atau barang yang tidak
dipergunakan lagi sebaiknya dibuang atau dibakar saja. Jangan biarkan sampah
bertumpuk di tempat sampah usahakan setiap hari sampahnya dibuang/dibersihakan.
Ruangan yang bersih dan segar tidak akan mengundang
binatang pengganggu seperti tikus dan lalat. Bukan hanya ruangan di dalam rumah
yang harus diperhatikan, tetapi lingkungan luar rumah juga harus diberikan
perhatian yang lebih. Karena mereka (binatang pengganggu) semuanya berasal dari
luar. Kalau di luar bersih tidak ada jalan bagi binatang mengganggu untuk masuk
ke rumah. Kalau hidup bertetangga, ajak tetangganya bersama - sama menyadari
pentingnya menjaga kebersihan. Jika menganggap kebersihan itu penting, jalankan
kebersihan sebagai tugas sehari hari. (Bagaimanapun lalat, nyamuk, dan tikus
itu akan tetap ada, tetapi kalau kita menjaga kebersihan, kita tidak akan
terganggu) "
E. PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA (PJB)
Adalah pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan
nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak
mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air,
alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan
secara teratur sekali dalam seminggu.
1.
Tujuan PJB:
Menciptakan rumah bebas jentik, rumah bebas jentik adalah rumah tangga
yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk.
2.
Pelaksana PJB:
·
Anggota rumah tangga
·
Kader
·
Juru pemantau jentik (Jumatik)
·
Tenga pemeriksa jentik lainnya.
3.
Manfaat Rumah Bebas Jentik:
·
Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan
penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
·
Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin
besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Cikungunya atau kaki gajah.
·
Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
4.
Cara Pemeriksaan Jentik Berkala:
·
Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah
kerja untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk/tempat penampungan air di dalam
dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah
tangga.
·
Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
·
Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta
untuk ikut. Menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan
PSN kepada anggota rumah tangga
·
Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik
Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada formulir pelaporan ke
puskesmas.
5. Peran kader dalam membina rumah
tangga untuk menciptakan Rumah Bebas Jentik:
·
Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/kelurahan untuk
memberikan penyuluhan tentang PSN dan PJB, misalnya melalui penyuluhan kelompok
diposyandu, pertemuan kelompok Dasa Wisma, arisan, pengajian, pertemuan
desa/kelurahan, kunjungan rumah dan melalui media cetak (poster, slebaran,
spanduk).
·
Bersama pemerintah desa/kelurahan tokoh masyarakat setempat
menggerakan masyarakat untuk melakukan PSN dan PJB.
·
Melakukan pemeriksaan jentik berkala secara teratur setiap
minggu dan mencatat angka jentik yang ditemukan pada Kartu Jentik Rumah.
·
Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah
tangga yang ada di wilayah kerja dan melaporkan secara rutin kepada puskesmas terdekat
untuk mendapat tindak lanjut penanganan bila terjadi masalah/kasus.
·
Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap
rumah tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin dan menegur secara baik
apabila masih terdapat jentik nyamuk.
F. PEMBERANTASAN
SARANG NYAMUK (PSN)
Pemberantasan nyamuk DBD diutamakan memakai cara yang
efektif, efisien dan ramah lingkungan. Hal ini berfungsi menghilangkan tempat
berkembangbiaknya nyamuk. Cara yang dimaksud adalah dengan 3M, yaitu Menguras,
Menutup dan Mengubur barang-barang yang bisa menampung air seminggu sekali.
1.
MENGURAS
Tandon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi,
bak WC, Vas Bunga, Perangkap Semut, Tempat minum burung dsb. Cara menguras yang
baik adalah dengan menyikat atau menggosok rata dinding bagian dalam
tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk yang
menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.
2.
MENUTUP
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang biak:
a)
Menutup tandon dengan rapat agar air
yang disimpan tidak ada jentiknya. Jenis tandon ini antara lain : gentong,
padasan, drum, reservoar, emberisasi dsb
b)
Menutup tandon agar tidak terisi air . Misalnya
tonggak bambu dapat ditutup dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedangkan
untuk ban, aki dsb dapat ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau
dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
3.
MENGUBUR
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak
akan dimanfaatkan lagi sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan mengubur
ke dalam tanah. Contoh barang bekas yang perlu dikubur : gelas, ember, piring
pecah, kaleng dsb.
4.
IKANISASI
Selain dengan cara 3M, pada bak-bak air juga bisa
dipelihara ikan pemakan jentik.
Contoh:
Betta sp
5.
FOGGING
Bukan cara terbaik untuk memberantas nyamuk penular
DBD, hanya membunuh nyamuk dewasa. Pada hari-hari berikutnya akan menetas
nyamuk-nyamuk baru lagi, karena telur dan jentik-jentik tidak mati. Fogging
berdampak buruk terhadap kesehatan karena menggunakan pestisida dan solar.
1.
Pestisida merupakan racun yang dapat
merusak syaraf dan beresiko penyebab kanker, kelahiran anak cacat , kerusakan
genetik/ keturunan, keguguran dan kemandulan
2.
Solar mengeluarkan
emisi COx, NOx, SOx yang dapat mencemari udara dan berdampak buruk terhadap
kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nyamuk dapat menyebabkan Demam Berdarah Dengue oleh Nyamuk
betina Aedes albopictus dan Nyamuk betina Aedes aegypti. Penyebab penyakit yang
diakibatkan oleh nyamuk dapat dicegah dengan cara Pemeriksaan Jentik Berkala
(PJB) dan juga Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
B. SARAN
Nyamuk merupakan salah satu faktor penyebab penyakit
yang kini telah menyerang manusia. Salah satu faktornya adalah masyarakat
kurang menjaga kesehatan lingkungan sehingga menyebabkan nyamuk dapat
berkembang dengan pesat pada lingkungan. Untuk itu, agar masyarakat dapat
terhindar dari penyakit yang disebabkan oleh nyamuk misalnya Demam Berdarah
dengue (DBD), masyarakat dapat melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) dan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) dilingkungan masing dengan cara yang disebutkan diatas.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment